KELETIHAN PEJUANG
Beribicara
mengenai kehidupan sungguh sangat mengerikan, menyeramkan dan menyakitkan tetapi, itu hanyalah sebuah pandangan dan
pengalaman orang. Hidup memang indah bagi yang mengindahkan hidupnya dan hidup
memang sakit bagi menyakitkan hidupnya, semua itu tergantung pada diri
masing-masing bagaimana prinsip yang ditanamkan dalam menjalani kehidupan,
karena hidup adalah pilihan untuk memilih jalan yang akan membawa jiwa, hati
kepada kebahagiaan dan ketenangan. Orang-orang mengatakan bahwa hidup adalah
perjuangan dan pengorbanan, hal ini secara realitas memang benar karena melihat
secara realitas dikehidupan pribadi ataupun orang sekitar, perjuangan dan
pengorbanan yang dilakukan untuk supaya mendapatkan kepuasan baik secara psikis
maupun secara rohani. Dalam hidup selama raga ini masih dikandung badan problem
kehidupan tidak akan pernah selesai sampai nanti waktunya tiba, seperti halnya
malam ini Aku tersentak bangun dari tidurku tatkala mendengar hembusan nafas
terisak terdengar ditelingaku, Aku bingung darimana asal suara hembusan itu,
Aku terdiam dengan mencoba mendengar tajam akan suara itu, hati kecilku bertnya
“Ada apa gerangan dengan hembusan nafas itu?”. Aku berjalan dengan begitu pelan
mengikuti asal suara itu dikesunyian malam yang menyeramkan, Ternyata hembusan Nafas terisak itu terdengar
dari seorang Ibu yang tak bisa menahan rasa sakit tubuhnya yang selalu mengganggu tidurnya setiap malam
tiba karena berjuang demi hidup anak-anaknya. Tampa ku sadari air mata ini
mengalir mendengar hembusan nafas Ibu tersebut, Aku berkata dalam hati “ya Allah nyenyakkanlah tidurnya (ibu) malam
ini, cukupkanlah penderitaannya, angkat penyakitnya, & kalau bisa pindahkan
penderitaannya kepadaku, Aku rela menanggung penderitaannya asal Ibu sehat
selalu” (dengan memandang kelangit dengan deraian air mata yang mengalir
dipipi sebelah kanan dan kiri).
Aku terdiam merenung
dikesunyian malam yang begitu dingin
menghembus badan ini, dibenakku terlintas berbagai macam perjuangan dan
pengorbanan yang pernah dilakukan untuk hidupku dan kemaslahatanku membuat hati ini berdebar
kencang, air mata terus mengalir, mulutpun terasa membisu dan otak terasa
membeku. Aku bingung apa yang harus ku lakukan untuk ibu ? apa yang ku perbuat
untuk ibu? apa yang akan ku berikan untuk ibu?, hanya inilah yang terlintas
dalam benakku. Aku menunggu sampai larut malam dengan berkata “akankah Ibu ini
bisa tidur nyenyak malam ini?” tepatnya pukul 02.00 (tengah malam) hembusan
nafas terisak Ibu tersebut sudah mulai tidak terdengar lagi dan Aku berkata “ya
Allah terimakasih atas nikmatMu malam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar