Selasa, 30 Juni 2015

pejuang tangguh



MOTIV BERJUANG
Memandang dunia tidak  seindah yang Kuharapkan, yang penuh dengan problema, kepahitan hidup yang begitu berat yang kujalani, muncullah dibenakku menanam sebuah kumbang yang akan tumbuh mekar di tengah-tengah kekeringan. Dengan memiliki tiga bunga dan satu kumbang yang selalu Kusirami/jaga dengan keikhlasan, kasih sayang, cinta kasih  dan penuh kesabaran,  hanya dengan harapan akan memberikanKu kaharuman dan kesejukan ditengah-tengah kekeringan. Tiga bunga yang Ku tanam tidak ada yang tumbuh semekar yang Ku harapkan tetapi tumbuh kering di tengah-tengah kekeringan, dan satu kumbang yang  tersisa, Ku mencoba menanam kembali dengan penuh berharap akan bisa tumbuh mekar seperti yang Ku harapkan. Kini Kumbangpun tumbuh mekar dan memberikan sedikit keharuman dan kesejukan  untukku, tatapi perasaan was was, sedikit takut dan khawatir selalu membayangi diriKu. Karena Ku sudah agak sedikit lemah untuk menyiramnya tetapi, cinta kasihku tidak akan pernah berkurang sedikitpun untuk Kumbangku.
Ku lemah bukan berarti tidak bisa menjaganya (menyiramnya), tetapi dengan kelemahanku akan memberikan kekuatan untuk selalu bangkit terbangun meminta kepada sang Khaliq (Tuhan), menjaga, melindungi dan memekarkan si kumbang yang sudah mulai mengeluarkan harumnya untukku. Terciumnya harum sang kumbang  memberikan kekuatan yang membangkitkan semangat untuk terbangun dari kelemahanku.
PEJUANG SEJATI
Tahukan kita siapa pejuang sejati itu..?? kalau kita bisa membaca situasi dan kondisi orang disekitar kita atau bahkan yang paling dekat dengan kita, pasti tidak lama kita berfikir menebak Pejuang Sejati itu. Tetapi kerana kurangnya pemantauan kita terhadap orang disekitar, itu yang membuat lama otak ini berfikir menebaknya.
Coba sekarang kita lihat diri masing-masing yang tumbuh besar, gagah, cantik karena siapa?? Yang tumbuh jadi orang karena siapa?? Yang bisa memandang keindahan dunia karena siapa?? Saya yakin dalam hati kita pasti sangat paham dan tahu siapa mereka. Mereka adalah Ibu Bapak (orang tua) kita.
Orang tua adalah sosok yang patut dijadikan inspirasi yang memberikan motivasi untuk membangun diri meraih mimpi-mimpi yang diharapkan. Dengan perjuangannya mampu memberikan penghidupan bagi anak-anaknya, sehingga anak-anaknya tumbuh besar dan menjadi orang. Pernahkah kita melihat perjuangan mereka?? Kita bisa melihat perjuangan mereka sejak kita berada dalam kandungannya(ibu), yang selalu dijaga, dirawat dan bahkan tidak mengenal lelah, capek membawa kandungannya keliling dihadapan orang banyak. Tidak hanya itu, saat yang paling menegangkan adalah saat-saat melahirkan, yang selalu berfikir bagaimana anaknya lahir dengan selamat dan bahkan tidak lagi memperdulikan akan keselamatan dirinya dan bapak kita pergi pagi pulang pagi mencari bafkah untuk menghidupi anak dan istrinya yang tidak mengenal pagi, siang dan malam dan bahkan tidak mengenal hujan ataupun panas, yang tersirat dalam benaknya hanyalah bagaimana anak dan istrinya bisa menyambung hidup walaupun hanya sesuap nasi.
Pernahkah kita memandangi mereka??
Wajah mereka yang dulunya cerah memancarkan cahaya tetapi sekarang redup dan kerut, badan mereka yang dulunya anggun dan kekar, sekarang sudah  tidak lagi anggun dan tidak lagi kekar. Bisakah kita berfikir itu karena siapa??. Tentunya itu semua karena  anak-anaknya yang selalu difikirkan, diperjuangin. Oleh karena itu tidak ada alasan bagi seorang anak untuk tidak berbakti kepada mereka (orang tua), karena mereka adalah sosok yang luar biasa yang merelakan tenaga, waktu, hati, fikiran dan bahkan seluruh hidupnya hanya untuk kebahagian anak-anaknya.
Sejenak ku pandangi para orang tua disekitar kampong halaman, terlihat diraut wajah mereka pandangan yang ikhlas terpancar ketika melihat anak-anak mereka yang tumbuh sehat, lucu, walaupun pada hakekatnya kehidupan yang dijalani sangatlah sulit tetapi kesulitan itu, hilang seketika saat memandang para bunga & kumbang mereka tumbuh besar dan segar yang suatu saat nanti dapat memberikan kesejukan dan keharuman. Begitu pahit terasa dihati, duri-duri menusuk telapak kaki, terbakarnya kulit karena panas dan rontoknya rambut karena berfikir, itu semua tak terperdulikan demi sang bunga dan kumbang.
KELETIHAN  PEJUANG
Beribicara mengenai kehidupan sungguh sangat mengerikan, menyeramkan dan menyakitkan  tetapi, itu hanyalah sebuah pandangan dan pengalaman orang. Hidup memang indah bagi yang mengindahkan hidupnya dan hidup memang sakit bagi menyakitkan hidupnya, semua itu tergantung pada diri masing-masing bagaimana prinsip yang ditanamkan dalam menjalani kehidupan, karena hidup adalah pilihan untuk memilih jalan yang akan membawa jiwa, hati kepada kebahagiaan dan ketenangan. Orang-orang mengatakan bahwa hidup adalah perjuangan dan pengorbanan, hal ini secara realitas memang benar karena melihat secara realitas dikehidupan pribadi ataupun orang sekitar, perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan untuk supaya mendapatkan kepuasan baik secara psikis maupun secara rohani. Dalam hidup selama raga ini masih dikandung badan problem kehidupan tidak akan pernah selesai sampai nanti waktunya tiba, seperti halnya malam ini Aku tersentak bangun dari tidurku tatkala mendengar hembusan nafas terisak terdengar ditelingaku, Aku bingung darimana asal suara hembusan itu, Aku terdiam dengan mencoba mendengar tajam akan suara itu, hati kecilku bertnya “Ada apa gerangan dengan hembusan nafas itu?”. Aku berjalan dengan begitu pelan mengikuti asal suara itu dikesunyian malam yang menyeramkan,  Ternyata hembusan Nafas terisak itu terdengar dari seorang Ibu yang tak bisa menahan rasa sakit tubuhnya  yang selalu mengganggu tidurnya setiap malam tiba karena berjuang demi hidup anak-anaknya. Tampa ku sadari air mata ini mengalir mendengar hembusan nafas Ibu tersebut, Aku berkata dalam hati “ya Allah nyenyakkanlah tidurnya (ibu) malam ini, cukupkanlah penderitaannya, angkat penyakitnya, & kalau bisa pindahkan penderitaannya kepadaku, Aku rela menanggung penderitaannya asal Ibu sehat selalu” (dengan memandang kelangit dengan deraian air mata yang mengalir dipipi sebelah kanan dan kiri).
Aku terdiam merenung dikesunyian malam yang  begitu dingin menghembus badan ini, dibenakku terlintas berbagai macam perjuangan dan pengorbanan yang pernah dilakukan untuk hidupku dan  kemaslahatanku membuat hati ini berdebar kencang, air mata terus mengalir, mulutpun terasa membisu dan otak terasa membeku. Aku bingung apa yang harus ku lakukan untuk ibu ? apa yang ku perbuat untuk ibu? apa yang akan ku berikan untuk ibu?, hanya inilah yang terlintas dalam benakku. Aku menunggu sampai larut malam dengan berkata “akankah Ibu ini bisa tidur nyenyak malam ini?” tepatnya pukul 02.00 (tengah malam) hembusan nafas terisak Ibu tersebut sudah mulai tidak terdengar lagi dan Aku berkata “ya Allah terimakasih atas nikmatMu malam          

Tidak ada komentar: