BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dalam
meingkatkan mutu pendidikan, serta untuk memperkaya ilmu pengetahuan bagi calon
pendidik atau para peserta didik. Pendidikan dalam pergaulan dalam kehidupan
sehari-hari itu sangatlah mendudukung dalam mengembangkan ilmu yang di miliki,
bakat-bakat, dan kemampuan yang di miliki oleh para peserta didik. Di dalam
pergaula peserta didik akan dapat mengenal, mengetahui tentang bagaimana hidup
dalam masyarakat, bersosialisasi dengan orang-orang, teman dan lain
sebagainya.Karena di dalam pergaulan atau bergaul, peserta didik punya
pengembangan, kemampuan dan dari situlah para pendidik akan dengan mudah
memberikan pengajaran, karena sudah mengetahui sifat, karakter yang ada pada
anak didiknya.
Bergaul
merupakan pertemuan secara langsung antara individu dengan individu, individu
dengan masyarakat, pendidi dengan peserta didik yang merupakan sarana untuk
mencapai hasil pendidikan yang baik.Di mana dengan adanya pergaulan khususnya
antara pendidi dengan peserta didik, akan dengan mudah dengan cepat mengenal
karakter anak didiknya.Sehingga dengan itu di dalam prosese pembelajaran akan
lebih mudah di lakukan dan akan lancar.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perbedaan
antara pergaulan dengan pendidikan?
2.Apa itu pendidikan
dan pergaulan ?
3. Apa itu pendidik dan
peserta didik ?
C. TUJUAN
Sejauh mana kita bisa bergaul di dalam
masyakat,pendidikan, serta untuk menambah wawasan dalam bergaul dan dalam
pendidikan.
BAB II
PERGAULAN
SEHARI-HARI DAN GEJALA-GEJALA PENDIDIKAN
A. PERBEDAAN PERGAULAN DENGAN PROSES
PENDIDIKAN
1. Pengertian pergaulan
Pergaulan adalah kontak langsung
antara satu individu dengan lain, atau antara pendidik dan anak didik.
Pergaulan merupakans alah satu sarana untuk mencapai hasil pendidikan yang
baik.Dalam pergaulan itu pendidik dapat mengobserpasi anak secara
langsung,untuk menemukan potensi-potensi yang di miliki atau yang ada pada anak
didik itu serta juga kita bias mengetahui lansung kecintaannya,rasa
sosialnya,kepribadiannya.
Pendidikan ini mengalihkan
kekuasaan dari pendidik ke tangan anak didik dan ketaatan dari anak didik
pindah ke pendidik. Cinta berlebihan timbul antara anak didik dan pendidik.
Aliran pendidikan lunak ini diantu
juga oleh M. Montessori dengan semboyannya : Alles von Kunde aus, semua keluar
dari anak didik.Kesempatan bergaul wajib di adakan dan di pergunakan
sebaik-baiknya ,karena kontak ini menimbulkan hubungan yang wajar antara
kekuasaan pendidik dan ketaatan ank didik .Dalam melaksanakan sebuah pendidikan
hubungan cinta mencintai antara pendidik dan peserta didik tidak ada,maka akan
terjadi pergaulan yang tidak wajar,anak didik tertekan,tidak berani
mengeluarkan isi hatinya, merasa dirinya kecil,kalau printah yang kita ajukan
atau aturan yang kita buat kita paksa untuk di taati.
2. Macam-macam pergaulan
Pergaulan dapat di bedakan dalam berbagai dasar,
antara lain :
a.
Menurut siapa yang terlibat dalam pergaulan itu maka pergaulan dapat dibedakan menjadi
:
1)
Pergaulan anak dengan anak
2)
Pergaulan anak dengan orang dewasa
3)
Peragulan orang dewasa dengan orang dewasa
b.
Dipandang dari bidangnya, maka pergauland apat di bedakan menjadi:
1)
Pergaulan yang bersifat ekonomis
2)
Pergaulan yang bersifat seni
3)
Pergaulan yang bersifat paedagogis
c.
Ditinjau dari pergaulan itu, dapat digunakan rentangan-rentangan untuk
membedakannya menjadi :
1)
Pergaulan ekonomis dan tidak ekonomis
2)
Pergaulan seni dan bukan seni
3)
Pergaulan paedagogis dan tidak paedagiogis
Didalam pergaulan dapat di
bedakan menjadi dua yaitu :
pergaulan
biasa yang merupakan yang dapat di ubah
menjadi pergaulan yang padgonis, hanya saja cara mengubah pergaulan
biasa menjadi pergaulan pendidikan harus
dengan berlahan-lahan,agar tidak member kesan yang di anggap sekaligus langsung
berubah kepada anak didik atau peserta didik.
Kapankan pergaulan bisa dapat berubah atau
dialihkan pergaulan pendidikan? Pergaulan biasa dapat berubah menjadi pergaulan
pendidkan , bilamana dalam situasi itu berlangsung suatu pengaruh yang positif
yang berasal dari orang tua yang ditunjukan kepada anak didik.
3. Pentingnya
pergauluan dalam pendidikan
Menurut pendapat Dr. M.J
Langgeveld, pergaulan itu merupakan ladang atau lapangan yang memungkinakan
terjadinya pendidikan. Pendidikan akan terjadi antara orang dewasa dengan orang
yang belum dewasa.
4. Faedah
pergaulan
Faedah dari pergaulan adalah :
a. Pergaulan
memungkinkan terjadinya pendidikan
b. Pergaulan
merupakan sarana untuk mawasdiri.
c. Pergaulan
itu dapat menimbilkan cita-cita
d. Pergaulan itu
memberi pengaruh secara diam diam
Anak itu mempunyai sifat suka dan gampang meniru,
oleh sebabnya maka pergaulan anak itu harus terus menerus dikontrol, tujuan
melakukan pengontrolan itu adalah untuk menjaga agar tidak mendapatkan pengaruh
yang jelek dari pergaulan, misalkan seorang anak yang belum mengenal namanya
pergaulan atau tentang genk,dan itu seandainya anak itu bergaul itu sangat
cepat untuk meniru sifat-sifat dari genknya itu.
5.
Perbedaan pergaulan dengan proses Pendidikan
-
Proses pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar
orang dewasa dan disengaja serta bertanggung jawab untuk mendewasakan anak yang
belum dewasa dan berlangsung terus menerus.
Kesimpulan :
-
Proses pendidikan menyangkut kegiatan dan lain-lain
-
Proses pendidikan berarti menyangkut tanggung jawab pendidkan
-
Didalam proses pendidikan mengandung unsur :
Tujuan
Materi
Urutan kegiatan
Metode
Murid/ peserta didik/ anak
Guru/ pendidik/ orang tua
Penilaian
Pendidik harus berperan 4 macam
Mengatur proses
Melayani Belajar
terus
Dengan cara pergaulan sehari-hari, anak merasa
dirinya dibawa kepada kedewasaan, pergaulan semacam itulah yang di sebut
pergaulan paedagogis.
Syarat
pergaulan paedagogis adalah :
1. Pergaulan antara anak dengan
orang dewasa
2. Didalam pergaulan ada pengaruh
3. Ada maksud tujuan secara sadar
untuk anak ke arah kedewasaan.
Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa dan disengaja
serta bertanggung jawab untuk mendewasakan anak yang belum dewasa dan di lakukan secara terus menerus. Dari definisi diatas lebih
jelasnya dapat dilihat sbb:
1)
Usaha sadar maksudnya situasi pendidikan dilakukan atas
kesadaran si pendidik.
2)
Orang dewasa :
pelaksanaan pendidikan haruslah orang yang sudah dewasa.
3)
Disengaja : Dalam
proses pendidikan harus kita lakukan atas kesengajaan atau sengaja direncanakan
secara sistematis dan matang.
4)
Bertanggung jawab:
semua yang dilakukan harus dapat dipertanggung jawabkan secara pasti sesuai
dengan norma - norma yang
berlaku.
5)
Dewasa sebagai tujuan
6)
Terus menerus (
kontinyu)
7)
pendidikan yang di lakukan secara terus menerus
8) pendidikan itu tidak ada berhentinya (
pendidikan seumur hidup )
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam proses pendidikan ada unsure-unsur yang saling mempengaruhi yaitu guru, murid, tujuan, metode, ikatan kegiatan, dan
penilaian yang diatur dengan baik agar perannya berfungsi dengan baik.
1.
Unsur guru : paling
tidak seorang guru/pengajar/pendidik
menguasai bahan
dan metode serta tujuan yang akan
di sampaikan, Dia
harus orang dewasa. Tujuan
yang akan di sampaikan harus sesuai dengan kemampuan anak/peserta didik berarti unsure ketuhanan harus diperhitungkan
.
Dan untuk metode
pendidikan harus cocok dengan materi yang akan disampaikan, di dalam pendidikan
perlu adanya proses “ transformasi yaitu pencakokan. Kata pencakokan disini adalah pemindahan sesuatu yang
dapat berujud pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari orang tua pendidik
kepada anak/ peserta didik, sehingga proses transformasi dapat dikatakan pemilihan
yang harus terpenuhi.
Ada
beberapa bagian dari pranan pendidikan itu yaitu:
1.
Harus mengatur proses
pendidikan tersebut dengan merencanakan ,melaksanakan dan menilai hasil
proses pendidikan tersebut.
2.
Dapat menarik minat
peserta didik
agar perhatiannya terpusat kepada pokok bahasannya, mampu memahami masalah dan aktif
melakukannya.
3.
Harus bersedia melayani
peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuannya dan perkembangannya.
4.
Harus banyak belajar
dan memperdalam ilmu yang ia miliki dan diperkaya dengan ilmu – ilmu yang terkait.
Sebagai seorang
pendidik harus rela melayani dan
perlu disadari bahwa :
a. Anak adalah makhluk yang pribadi dan harus di
perlakukan sesuai dengan kepribadiannya.
b.
Anak untuk berkembang sendiri kemampuannya masih terbatas .
c.
Anak adalah makhluk yang selalu ingin
berkembang
d. Atas dasar keterbatasan tersebut anak membutuhkan
pertolongan dan bantuan pelayanan dari pendidik /orang tua.
B. INTRAKSI DALAM PERGAULAN DAN ASPEK PENDIDIKAN
Didalam pergaulan sehari - hari
tentunya terjadi intraksi sosial antara individu yang satu dengan yang lainnya
atau antara individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok dan didalam
intraksi itu tentunya adanya saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang
lainnya.
Intraksi yang dilakukan
kelihatannya sederhana dan sebenarnya itu merupakan suatu proses yang cukup
kompleks, yang didasari atau di landasi olehberbagai faktor yaitu : Faktor
psikologis, baik itu faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi,
maupun faktor simpati.
Faktor Imitasi merupakan
Dorongan untuk meniru orang lain,G.Tarde menyatakan bahwa imitasi ini merupakan
satu - satunya faktor yang melandasi
intraksi sosial, baik intraksi
dalam bergaul dengan sesama kita atau bergaul dengan orang – orang yang
berpendidikan.
Faktor Sugesti merupakan Dorongan
bagi seseorang untuk melakukan atau bersikap seperti apa yang diharapkan oleh
si pemberi sugesti itu, Misalkan: seseorang
yang memberi pandangan, pendapat, saran, norma, tujuannya agar orang lain dapat
menerima atau melakukan apa yang kita berikan. Jadi di katakan sugesti yang
aktif apabila yang memberi sugesti itu datang dari dalam dirinya sendiri atau
sugesti yang di berikan kepada orang banyak di sebut sugesti massa.
Faktor Identifikasi merupakan
faktor yang mendorong untuk menjadi yang identik (sama) dengan orang lain.
Misalnya dalam anak-anak yang mencari tempat identifikasi terhadap orang-orang
yang dianggap ideal baginya. Dalam hal ini pihak yang aktif adalah fihak yang
ingin identik.
Faktor Simpati
merupakan faktor perasan rasa tertarik kepada orag lain dan akan berkembang
dalam menjalin suatu hubungan dengan orang lain. Lawan dari simpati yaitu Antipati
yan merupakan penolakan yang didasarkan pada persaan yang tidak tertarik.
Keempat faktor
tersebut banyak sekali mengandung gejala - gejal pendidikan pada anak yang bergaul
dengan yang lebih dewasa dibidang tertentu dan oleh karena itu pergaulan itu
selain sebagai tempat, juga harus di jadikan
alat pendidikan oleh orang dewasa terhadap orang yang belum dewasa (
anak).
Prof.Dr.M.J.
Langeveld dalam hal pergaulan menyatakan :” Tiap-tiap pergaulan antara orang
dewasa dengan anak adalah merupaka lapangan atau suatu tempat di mana pekerjaan
mendidik itu berlangsung. Juga Langeveld
menyatakan bahwa pendidikan itu merupakan suatu gejala yang terjadi didalam
pergaulan antara orang dewasa dengan orang yang belum dewasa. Dengan cara
pergaulan se hari - hari anak merasa dirinya dibawa kepada kedewasaan oleh
orang dewasa, keadaan seperti itu merupakan gejala- gejala pendidikan, baik
didalam keluarga, sekolah, masyarakat, pergaulan semacam inilah yang di sebut
dengan pergaulan paidagogis.
Adapun syarat-syarat pergaulan paedagogis adalah :
1.
Pergaulan
antara anak dengan orang dewasa
2.
Di
dalam pergaulan pasti ada pengaruh
3.
Ada
maksud tujuan secara sadar untuk anak ke arah kedewasa
Manusia adalah makhluk tuggal yang terdiri dari
jasmaniyah dan rohaniyah.Unsur Rohaniyah masih mencakup dua segi kejiwaan yaitu
:
hakikat sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk
sosial. Dan satuhakikat lagi yaitu
membedakan manusia dengan makhluk – makhlukyang lain ialah hakikat sebagai
makhluk susila, makhluk ber ketuhanan. Berdasarkan hakikat manusia itu, maka
kta dapat berbagai segi atau aspek pendidikan.
Di
antara aspek-aspek pendidikan yang sangat penting yaitu :
a. Pendidikan Budi pekerti ialah satu-satunya aspek yang
sangat fondamentil dalam kehidupan.Baik kehidupan mencakup pribadi maupun bagi
kehidupan bermasyakat.
b.
Pendidikan
kecerdasan adalah tugas pokok dari sekolah. Tujuan dari pendidikan kecerdasan ialah mendidik anak
agar dapat berfikir secara kritis, logis dan kreatif.
Berfikir kritis
adalah kemampuan dengan cepat untuk menangkap hal-hal benar dan tidak benar.
Berfikir secara logis
adalah kemampuan dengan cepat anak dapat
melihat hubungan masalah yang satu dengan maslah yang lain.
Berfikir secara kreatif adalah bahwa apa yang telah diselidiki atau dari percobaan
yang di lakukan dapat menemukan sesuatu yang dianggap
baru.
Maksudnya adalah
pengajaran yang kita lakukan itu dengan cara menghadapkan anak-anak itu kepada
situasi-situasi yang bisa membuatnya berfikir dengan percobaan yang telah
dilakukan, dapat menemukan sesuatu yang di anggap baru. Untuk melatih berfikir,
maka jangan di biasakan hanya menerima materi dari guru aja atau pasif saja,
tetapi berikanlah otak kita kesempatan untuk berfikir, melakukan percobaan
sendiri, mengadakan penyelidikan sendiri dan menrik kesimpulan sendiri, agar
pola fikir kita atau pengetahuan kita bisa berkembang.
Hal- hal
yang perlu di perhatikan untuk melatih anak berfikir sendiri yaitu :
1.
Hindarkanlah sifat verbalistis dalam pengajaran
Yang dimaksud dengan
pengajara secara verbalistis ialah pengajaran yang di sajikan melulu dengan
kata-kata atau ceramah saja.
2.Sajikan
pengajaran dalam bentuk-bentuk pemecahan masalah ( problem solving )
Dalam
berfikir, Misalnya dalam pelajaran mate-matika disini kita harus memberikannya
sesuatu yang bisa membuatnya untuk berfikir seperti dengan memberikan
soal-soal.
3. Usahakan aktivitas-aktivitas dalam praktek untuk
menyelidiki dan menguji kebenaran pengetahuan yang diproleh dari buku.
Misalnya : Dengan memberikan pertanyaan dengan
pertanyaan yaitu : Apakah benar tumbuhan itu selalu mengarahkan cabang-cabangnya ke
tempat di mana dapat menangkap sinar matahari.
4. Latihan
murid - murid untuk membuat
suatu laporan
Misalnya : melakukan atau mengadakan peninjauan terhadap suatu obyek.
5. Pendidikan
sosial
Tujuan pendidikan sosial adalah
mendidik anak-anak agar dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan bersama dan
ikut berpartisipasi secara aktiv dalam kehidupan bersama dan harus di lakukan
sejak dini atau sejak masih kecil. Misalkan:
Mengikut sertakan anak-anak atau murid-murid untuk mengumpulkan
dana untuk korban banjir, mengumpulkan
sumbangan untuk yatim piatu.
6. Pendidikan
Kewarganegaraan
Tujuannya untuk mendidik anak agar kelak dapat
menjadi warga Negara yang baik dan sempurna, berguna bagi masyarakat dan
Negara serta untuk sebagai warga Negara yang tau akan hak dan kewajibannya,
yang tahu nilai-nilai kemerdekaan, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan, serta sanggup membela dan memperjuangkan warganegaranya, serta cinta
akan tanah air, bangsa, Negara dan kebudayaannya, baik dari luar maupun dari
dalam.
7. pendidikan
keindahan
Tujuan pendidikan keindahan adalah tidaklah bermaksud
untuk mendidik anak agar menjadi seniman dan seniwati dalam berbagai lapangan
kesenian. Akan tetapi tujuan pendidikan keidahan yang sebenarnya adalah agar
semua anak mempunyai rasa keharuan terhadap keindahan, mempunyai selera
terhadap keindahan dan dapat menghargai dan menikmati keindahan.
Keindahan ini ada bermacam-macam bentuknya seperti
keindahan dalam gerak, keindahan dalam rupa, keindahan dalam suara, keindahan dalam
bahasa dan sebagainya. Maka dari itu pendidikan keindahan dapat dilakukan
dengan bermacam-macam cara juga. Keindahan gerak dapat dilakukan dengan melalui
seni tari, keindahan suara dapat dilakukan dengan melalui suara, dan keindahan
bahasa dapat dilakukan dengan melalui seni sastra.
8. pendidikan
jasmani
Pendidikan jasmani dalam arti sebenarnya adalah tidak
sama dengan olah raga. Pendidikan jasmani tidak hanya latihan-latihan jasmani
saja, yang bertujuan memperkuat urat daging, mempertinggi koordinasi dan menuju
kesehatan tubuh. Tetapi, pendidikan jasmani juga bertujuan untuk membetuk watak.
Melalui pendidikan jasmani akan dikembangkan sifat-sifat yang baik, seperti
jujur, sportif, disiplin, bertanggung jawab dan kerja sama.
Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk mengadakan atau
membuat keselasaran antara jiwa dan raga serta membentuk manusia yang sehat dan
kuat fisik mentalnya.
9. pendidikan agama
Pendidikan agama merupakan Tanggung jawab
pribadi atau tanggung jawab individu. Oleh karena itu pendidikan agama banyak
diserahkan kepada lembaga-lembaga
keagamaan, dalam pelaksanaan pendidikan agama disekolah terutama pada sekolah
dasar, hendaknya pendidikan agama ditekankan kepada pembiasaan, yaitu
kebiasaan-kebiasan untuk melakukan ajaran-ajaran agama sperti sholat, pergi
kemasjid, puasa dan mengikuti upacara-upacara agama.
10. pendidikan kesejahteraan keluarga
Tujuan pendidikan kesejahteraan keluarga secara luas
adalah untuk meningkatkan taraf kehidupan dan penghidupan keluarga dan untuk
mencapai
keluarga sejahtera. Sedangkan tujuan pendidikan
kesejahteraan keluarga di sekolah ialah untuk memperdalam kesadaran anak akan
perlunya hidup rukun damai, hamat cermat, sehat sejahtera dalam ikatan
keluarga.
C. PERGAULAN DALAM KELUARGA, SEKOLAH DAN
MASYARAKAT
a. pergaulan dalam keluarga
Hubungan anak dengan anak dalam keluarga itu satu sama
lain saling berinteraksi, saling pengaruh-mempengaruhi dan tidak lepas dari
faktor-faktor interaksi. Setiap anak secara tidak langsung berguru, belajar
kepada saudara-saudaranya sehingga anak itu sendiri menjadi tahu bahwa dia
merasa wajib member sebagaimana dia merasa perlu pemberian, baik secara materi
maupun non materi. Antara anak-anak dalam keluarga belajar tukar-menukar
pengalaman sehingga makin banyak hal-hal yang di ketahui tentang baik dan
buruk, tentang hak dan kewajiban, tentang saling menyayangi serta adanya
hubungan antara yang satu dengan yang lainya.
b. pergaulan dalam sekolah
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, terdiri
dari guru dan murid-murid, diantara mereka sudah barang tentu terjadi adanya
saling berinteraksi, saling berhubungan, baik guru dengan murid, murid dengan
murid.
c. pergaulan dalam masyarakat
masyarakat merupakan tempat pergaulan sesama manusia
dan merupakan lapangan pendidikan yang luas dan meluas, yaitu adanya hubungan
antara dua orang atau lebih
d. kewibawaan dalam pergaulan
Di dalam proses pendidikan, kewibawaan adalah syarat
bagi pendidik dan digunakannya kewibawaan untuk membawa anak didik ke
kedewasaan, maka kewibawaan termasuk alat pendidikan.
D.
HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH DAN MASYARAKAT
a. Hubungan sekolah dengan masyarakat
Masyarakat adalah kelompok sosial antara manusia yang tinggal di suatu
tempat, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai norma yang disepakati bersama.
-
Unsur-unsur pokok dalam suatu masyarakat adalah
1. Adanya unsur kelompok manusia yang bertempal tinggal di
daerah tertentu
2. Mempunyai tujuan yang sama
3. Mempunyai nilai-nilai dan norma-norma yang ditaati
bersama
4. Mempunyai perasaan baik suka maupun duka
5. Mempunyai organisasi yang ditaati
Sebagai masyarakat kecil dan sebagai bagian dari
masyarakat sekolah harus membina hubungan dengan masyarakat.
Ikut berpartisipasi dengan masyarakat merupakan titik
tolak untuk bekerja sama dalam usaha untuk meningkatkan hubungan yang erat
antara sekolah dengan masyarakat
-Pentingnya
ikut berpartisipasi dalam masyarakt antara lain yaitu :
1. merupakan alat untuk mengubah citra masyarakat awam
terhadap pengertian salah tentang kebiksanaan sekolah dan para petugas sekolah.
2. memberikan informasi tentang program dan kebijakan
sekolah
3. menghilangkan atau mengurangi kritik-kritik tajam
terhadap sekolah
-
Adapun berbagai bentuk partisipasi yang dapat di tempuh antara
lain yaitu:
1. mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat
misalnya: tentang agama, pendidikan pemuda dan bahaya narkotik.
2. mengadakan bakti social seperti kebersihan dan
kerja bakti
3. menjadi anggota pengurus organisasi lembaga
ketehanan masyarakat desa.
Adapun
jenis-jenis kelompok masyarakat yang terorganisir adalah sebagai berikut:
1. civics (kelompok kewargaan) misalnya: dharma wanita,
RT/RW.
2. cultural (kelompok budaya) misalnya: yang berkaitan
dengan kesenian seperti seni music, drama dan arsitektur.
3. economis (kelompok ekonomi) misalnya: industri,
himpunan pedagang, kelompok tani.
4. religious
(kelompok ketuhanan) yaitu: yang bergerak di bidang keagamaan dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai-nilai moral dan spiritual.
5. wealfare (kelompok kesejahteraan) misalnya: kesehatan,
pemeliharaan anak-anak terlantar dan gerakan orang tua asuh.
6. youtha (kelompok pemuda) misalnya: peramuka
7.propesinal ( kelompok ahli) misalnya: dokter, hukum, bangunan.
Sebagai salah satu lembaga masyarakat maka untuk dapat
menjalankan tugasnya sekolah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan
masyarakat
2. metode yang digunakan harus mampu merangsang murid
untuk lebih mengenal kehidupan dalam masyarakat.
3. menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan
bekerja dari kehidupan sekitarnya
4. Sekolah harus selalu berintegrasi dengan kehidupan
masyarakat, sehingga kebutuhan kedua belah pihak akan terpenuhi
5. Sekolah seharusnya dapat mengembangkan masyarakat
dengan cara mengadakan pembaharuan didalam kehidupan masyarakat
Setidak-tidaknya
ada 4 macam yang bisa di perankan oleh sekolah terhadap perkembangan masyarakat
adalah:
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa
2. Membawa pirus pembaharuan bagi perkembangan
masyarakat.
3. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali
bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat
4. Melahirkan sikap positif bagi warga masyarakat
Adapun pungsi dan peran sekolah terhadap
masyarakt yaitu
1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan YME
2. Meningkatkan kecerdasan
3. Meningkatkan keterampilan
4. Membentuk keperibadia dan budi pekerti
5. Melestarikan nilai-nilai yang terpuji dalam
masyarakat
E. PESERTA
DIDIK DAN PENDIDIK
1. peserta didik
peserta didik di sebut juga anak didik, pelajar, yang
terdidik dan siswa.
Adapun
ciri-ciri sebagai peserta didik dan untuk mengetahui ia termasuk peserta didik
ialah
1. Kelemahan dan ketakberdayaannya
2. Berkemauan keras untuk berkembang
3. Ingin menjadi diri sendiri
Jenis
peserta didik
1. Peserta didik menurut perkembangan dan umurnya
* 0 - 7 tahun adalah masa anak-anak
* 7 - 14 tahun masa sekolah
* 14 - 21
tahun adalah masa puberitas
Pada masa ini peserta didik mempunyai sifat-sifat yang
berbeda, sedangkan masa puberitas dapat di katagorikan menjadi:
- Masa pra puberitas yaitu wanita 12-13 tahun dan
laki-laki 13-14 tahun
- Masa puberitas yaitu wanita 13-18 tahun dan laki-laki
14-18 tahun
- Masa adolesen yaitu wanita 18-21 tahun dan laki-laki
19-23 tahun
Ketiga masa termasuk masa puberitas, masa ini pendidik
harus tanggap dalam melaksanakan pendidikan, khususnya tentang:
a. Penemuan sifat-sifat khusus pada dirinya
b. Biasanya terjadi sifat pertentangan, sebab belum
ada keseimbangan emosi.
c. Masa ini adalah masa transisi dari masa anak-anak
atau masa sekolah menjadi deawsa.
d. Masa ini adalah masa penuh pengalaman.
e. Masa yang dikuasai perasaan yang yang
lebih dominan dengan pengalaman ini membentuk keperibadian dimasa mendatang.
f. Masa dimana peserta didik harus diberi penjelasan
masalah pendidikan sex yang sehat.
2. Peserta didik menurut setatus dan tingkat
kemampuannya.
Kedewasaan ialah jika peserta didik
sudah bertanggung jawab atas keadaan dirinya baik secara psikoligis, paedagogis
dan sosiologis serta biologis.
Macam-macam
kedewasaan
-
Kedewasaan
psikologis adalah apabila peserta didik mudah dapat berkembang fungsi
kejiwaannya, misalnya telah matang social dan
moralnya.
-
Kedewsaan
paedalogis adalah apabila peserta didik telah dapat menyadari dan mengenal diri
sendiri atas tanggung jawab sendiri.
-
Kedewsaan
sosialogis adalah apabila peserta didik telah dapat menyesuaikan lingkungan
dalam arti baik, misalnya mampu menghormati, menolong.
-
Kedewsaan
biologis adalah apabila peserta didik telah dapat mengadakan keturunan dengan
prantaraan jenis kelamin lain.
Peserta
didik menurut status dan tingkat kemampuan
Kata status di sini adalah keadaan peserta didik. Di pandang dari
segi IQ atau kecerdasan, kemampuan pesrta didik di bedakan menjadi tiga
kelompok besar yaitu
-
Peserta didik
super normal
-
Peserta didik
normal
-
Peserta didik
sub normal
Sementara beberapa ahli lain membedakan lebih rinci
tentang hal ini :
Derajat
mental :
- super normal :
genius = IQ 140
keatas
Gifted = IQ 130-140 sedang
Superior= IQ 110-130
- Normal dan
sedikit di bawah normal
Normal
= IQ 90- 110
Sub
normal = -
Berdorline
= IQ 70-90
- Sub normal
Debil=
IQ 50-70
Inbisil
=IQ 25-50
Idiot
= IQ 20-25
b. pendidik
Pendidik secara kodrati ialah orang tua peserta didik
masing- masing .
Pendidik secara biasa adalah orang yang di serahi
tugas pendidik ke peserta didik. Misalnya : rumah yatim piatu atau panti
asuhan.
Adapun cirri- cirri pendidik yang paling utama yaitu :
1. memiliki kewibawaan ( pengaruh positif yang di
berikan kepada orang lain atau anak didik dengan tujuan agar yang bersangkutan
dapat mengembangkan dirinya secara optimal).
Unsur – unsur
kewibawaan yaitu :
a. Adanya
pengaruh positif, misalnya : pendidik mengajar anak didiknya untuk datang ke
sekolah dengan tepat waktu.
b. juga sebagai pendidik
juga harus mengetahui yang akan dituju di dalam proses pendidikan.
c. Pengembangan
pendidik harus selalu mengembangkan dirinya semaksimal mungkin.
Kewibawaan yang dimiliki oleh pendidik didalam pendidikan harusdiusahakan
dapat diterima oleh peserta didik secara suka rela sehingga timbul kepatuhan
peserta didik. Sehingga peserta didik menerima pengaruh dari pendidik bukan
karena terpaksa atau karena takut tapi dengan suka rela dan penuh perhatian.
2.
Pendidik
hendaknya mengenal pribadi anak didiknya yang secara otomatis kenal
namanya.
3. Pendidik
harus mau membantu peserta didik.
Adapun syarat –
syarat khusus unyuk pendidik yaitu :
a. pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan
b. Pendidik harus mengenal peserta didiknya
c. Pendidik hendaknya punya prinsip di dalam
menggunakan alat pendidikan
d. Peserta didik harus mampu menyesuaikan diri dengan
pesrta didiknya
e. Pendidik hendaknya mampu bersosialisai dalam
bermasyarakat.
C. Materi
pendidikan
Untuk menentukan
materi pendidikan tergantung dua syarat yaitu :
-
Alat mencapai
tujuan
-
Struktur
individualisme anak / peserta didik.
Kedua
syarat ini di jiwai oleh undang – undang yang di tetapkan guna mencapai tujuan
pendidikan.
BAB III
KESIMPULAN
Dari penyajian di atas dapat di simpulkan bahwa
anatara pendidikan dan pergaulan itu saling berkaitan diantara keduanya, dimana
pergaulan itu akan memberi kita suatu pengetahuan, pengalaman, dan juga di
dalam bergaul pendidik dapat mengenal bakat–bakat yang ada pada diri pseserta
didik itu. Dan hubungan pergaulan dengan pendidikan itu saling ketrkaitan di
antara keduanya, di mana di dalam proses pembelajaran atau pendidikan, pendidik
dapat dengan mudah memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik apabila
sudah mengenal tentang sifat–sifat, bakat, kemampuan yang ada pada peserta tsb,
dan itu atas dasar pergaulan.
DAFTAR
PUSTAKA
Abu Ahmad, Nur Uhbiyanti.1991.Ilmu
Pendidikan.Jakarta.PT RINEKA CIPTA.
Ilmu Pendidikan.Jakarta: Education
Technology.1975.Schram.Wilbur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar