Sabtu, 07 November 2015

MAKALAH PERGAULAN SEHARI-HARI DAN GEJALA-GEJALA PENDIDIKAN



BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Dalam meingkatkan mutu pendidikan, serta untuk memperkaya ilmu pengetahuan bagi calon pendidik atau para peserta didik. Pendidikan dalam pergaulan dalam kehidupan sehari-hari itu sangatlah mendudukung dalam mengembangkan ilmu yang di miliki, bakat-bakat, dan kemampuan yang di miliki oleh para peserta didik. Di dalam pergaula peserta didik akan dapat mengenal, mengetahui tentang bagaimana hidup dalam masyarakat, bersosialisasi dengan orang-orang, teman dan lain sebagainya.Karena di dalam pergaulan atau bergaul, peserta didik punya pengembangan, kemampuan dan dari situlah para pendidik akan dengan mudah memberikan pengajaran, karena sudah mengetahui sifat, karakter yang ada pada anak didiknya.
Bergaul merupakan pertemuan secara langsung antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, pendidi dengan peserta didik yang merupakan sarana untuk mencapai hasil pendidikan yang baik.Di mana dengan adanya pergaulan khususnya antara pendidi dengan peserta didik, akan dengan mudah dengan cepat mengenal karakter anak didiknya.Sehingga dengan itu di dalam prosese pembelajaran akan lebih mudah di lakukan dan akan lancar.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana perbedaan antara pergaulan dengan pendidikan?
2.Apa itu pendidikan dan pergaulan ?
3. Apa itu pendidik dan peserta didik ?
C. TUJUAN
 Sejauh mana kita bisa bergaul di dalam masyakat,pendidikan, serta untuk menambah wawasan dalam bergaul dan dalam pendidikan.



BAB II
PERGAULAN SEHARI-HARI DAN GEJALA-GEJALA PENDIDIKAN

A.      PERBEDAAN PERGAULAN DENGAN PROSES PENDIDIKAN
1.      Pengertian pergaulan
Pergaulan adalah kontak langsung antara satu individu dengan lain, atau antara pendidik dan anak didik. Pergaulan merupakans alah satu sarana untuk mencapai hasil pendidikan yang baik.Dalam pergaulan itu pendidik dapat mengobserpasi anak secara langsung,untuk menemukan potensi-potensi yang di miliki atau yang ada pada anak didik itu serta juga kita bias mengetahui lansung kecintaannya,rasa sosialnya,kepribadiannya.
Pendidikan ini mengalihkan kekuasaan dari pendidik ke tangan anak didik dan ketaatan dari anak didik pindah ke pendidik. Cinta berlebihan timbul antara anak didik dan pendidik.
Aliran pendidikan lunak ini diantu juga oleh M. Montessori dengan semboyannya : Alles von Kunde aus, semua keluar dari anak didik.Kesempatan bergaul wajib di adakan dan di pergunakan sebaik-baiknya ,karena kontak ini menimbulkan hubungan yang wajar antara kekuasaan pendidik dan ketaatan ank didik .Dalam melaksanakan sebuah pendidikan hubungan cinta mencintai antara pendidik dan peserta didik tidak ada,maka akan terjadi pergaulan yang tidak wajar,anak didik tertekan,tidak berani mengeluarkan isi hatinya, merasa dirinya kecil,kalau printah yang kita ajukan atau aturan yang kita buat kita paksa untuk di taati.
2.      Macam-macam pergaulan
Pergaulan dapat di bedakan dalam berbagai dasar, antara lain :
a.       Menurut siapa yang terlibat dalam pergaulan itu maka pergaulan dapat dibedakan menjadi :
1)      Pergaulan anak dengan anak
2)      Pergaulan anak dengan orang dewasa
3)      Peragulan orang dewasa dengan orang dewasa

b.      Dipandang dari bidangnya, maka pergauland apat di bedakan menjadi:
1)      Pergaulan yang bersifat ekonomis
2)      Pergaulan yang bersifat seni
3)      Pergaulan yang bersifat paedagogis
c.       Ditinjau dari pergaulan itu, dapat digunakan rentangan-rentangan untuk membedakannya menjadi :
1)      Pergaulan ekonomis dan tidak ekonomis
2)      Pergaulan seni dan bukan seni
3)      Pergaulan paedagogis dan tidak paedagiogis
Didalam pergaulan dapat di bedakan menjadi dua yaitu :
               pergaulan biasa yang merupakan yang dapat di ubah  menjadi pergaulan yang padgonis, hanya saja cara mengubah pergaulan biasa menjadi pergaulan pendidikan  harus dengan berlahan-lahan,agar tidak member kesan yang di anggap sekaligus langsung berubah kepada anak didik atau peserta didik.
Kapankan pergaulan bisa dapat berubah atau dialihkan pergaulan pendidikan? Pergaulan biasa dapat berubah menjadi pergaulan pendidkan , bilamana dalam situasi itu berlangsung suatu pengaruh yang positif yang berasal dari orang tua yang ditunjukan kepada anak didik.
3.   Pentingnya pergauluan dalam pendidikan
Menurut pendapat Dr. M.J Langgeveld, pergaulan itu merupakan ladang atau lapangan yang memungkinakan terjadinya pendidikan. Pendidikan akan terjadi antara orang dewasa dengan orang yang belum dewasa.
4.   Faedah pergaulan
Faedah dari pergaulan adalah :
a.       Pergaulan memungkinkan terjadinya pendidikan
b.      Pergaulan merupakan sarana untuk mawasdiri.
c.       Pergaulan itu dapat menimbilkan cita-cita
d.      Pergaulan itu memberi pengaruh secara diam diam
Anak itu mempunyai sifat suka dan gampang meniru, oleh sebabnya maka pergaulan anak itu harus terus menerus dikontrol, tujuan melakukan pengontrolan itu adalah untuk menjaga agar tidak mendapatkan pengaruh yang jelek dari pergaulan, misalkan seorang anak yang belum mengenal namanya pergaulan atau tentang genk,dan itu seandainya anak itu bergaul itu sangat cepat untuk meniru sifat-sifat dari genknya itu.
5.     Perbedaan pergaulan dengan proses Pendidikan
-          Proses pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa dan disengaja serta bertanggung jawab untuk mendewasakan anak yang belum dewasa dan berlangsung terus menerus.
Kesimpulan :
-          Proses pendidikan menyangkut kegiatan dan lain-lain
-          Proses pendidikan berarti menyangkut tanggung jawab pendidkan
-          Didalam proses pendidikan mengandung unsur :
         Tujuan
         Materi
         Urutan kegiatan
         Metode
         Murid/ peserta didik/ anak
         Guru/ pendidik/ orang tua
         Penilaian
         Pendidik harus berperan 4 macam
         Mengatur proses
         Melayani       Belajar terus
Dengan cara pergaulan sehari-hari, anak merasa dirinya dibawa kepada kedewasaan, pergaulan semacam itulah yang di sebut pergaulan paedagogis.
Syarat pergaulan paedagogis adalah :
1. Pergaulan antara anak dengan orang dewasa
2. Didalam pergaulan ada pengaruh
3. Ada maksud tujuan secara sadar untuk anak ke arah kedewasaan.
Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa dan disengaja serta bertanggung jawab untuk mendewasakan anak yang belum dewasa dan di lakukan secara terus menerus. Dari definisi diatas lebih jelasnya dapat dilihat sbb:
1)        Usaha sadar  maksudnya situasi pendidikan dilakukan atas kesadaran si pendidik.
2)        Orang dewasa : pelaksanaan pendidikan haruslah orang yang sudah dewasa.
3)        Disengaja : Dalam proses pendidikan harus kita lakukan atas kesengajaan atau sengaja direncanakan secara sistematis dan matang.
4)        Bertanggung jawab: semua yang dilakukan harus dapat dipertanggung jawabkan secara pasti sesuai dengan norma - norma  yang  berlaku.
5)        Dewasa sebagai tujuan
6)        Terus menerus ( kontinyu)
7)  pendidikan yang di lakukan secara terus menerus
8)  pendidikan itu tidak ada berhentinya ( pendidikan seumur hidup )
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses pendidikan ada unsure-unsur yang saling mempengaruhi yaitu guru, murid, tujuan, metode, ikatan kegiatan, dan penilaian yang diatur dengan baik agar perannya berfungsi dengan baik.
1.      Unsur guru : paling tidak  seorang guru/pengajar/pendidik menguasai bahan
dan metode serta tujuan yang akan di sampaikan, Dia harus orang dewasa. Tujuan yang akan di sampaikan harus sesuai dengan kemampuan anak/peserta didik  berarti unsure ketuhanan harus diperhitungkan .

Dan untuk metode pendidikan harus cocok dengan materi yang akan disampaikan, di dalam pendidikan perlu adanya proses “ transformasi yaitu pencakokan. Kata pencakokan disini adalah pemindahan sesuatu yang dapat berujud pengetahuan, keterampilan, dan sikap dari orang tua pendidik kepada anak/ peserta didik, sehingga proses transformasi dapat dikatakan pemilihan yang harus terpenuhi.

Ada beberapa bagian dari pranan pendidikan itu yaitu:
1.         Harus mengatur proses pendidikan tersebut dengan merencanakan ,melaksanakan dan menilai hasil proses pendidikan tersebut.
2.         Dapat menarik minat peserta didik agar perhatiannya terpusat kepada pokok bahasannya, mampu memahami masalah dan aktif melakukannya.
3.         Harus bersedia melayani peserta didik sesuai dengan tingkat kemampuannya dan perkembangannya.
4.         Harus banyak belajar dan memperdalam ilmu yang ia miliki dan diperkaya dengan ilmu – ilmu yang terkait.
Sebagai seorang pendidik harus rela melayani dan perlu disadari bahwa :
a. Anak adalah makhluk yang pribadi dan harus di perlakukan sesuai dengan kepribadiannya.
b. Anak untuk berkembang sendiri kemampuannya masih terbatas .
c. Anak adalah makhluk  yang selalu ingin berkembang
d. Atas dasar keterbatasan tersebut anak membutuhkan pertolongan dan bantuan pelayanan dari pendidik /orang tua.
B.    INTRAKSI DALAM PERGAULAN DAN ASPEK PENDIDIKAN
Didalam pergaulan sehari - hari tentunya terjadi intraksi sosial antara individu yang satu dengan yang lainnya atau antara individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok dan didalam intraksi itu tentunya adanya saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lainnya.
Intraksi yang dilakukan kelihatannya sederhana dan sebenarnya itu merupakan suatu proses yang cukup kompleks, yang didasari atau di landasi olehberbagai faktor yaitu : Faktor psikologis, baik itu faktor imitasi, faktor sugesti, faktor identifikasi, maupun faktor simpati.
Faktor Imitasi merupakan Dorongan untuk meniru orang lain,G.Tarde menyatakan bahwa imitasi ini merupakan satu - satunya faktor yang melandasi
intraksi sosial, baik intraksi dalam bergaul dengan sesama kita atau bergaul dengan orang – orang yang berpendidikan.
Faktor Sugesti merupakan Dorongan bagi seseorang untuk melakukan atau bersikap seperti apa yang diharapkan oleh si pemberi sugesti itu, Misalkan:  seseorang yang memberi pandangan, pendapat, saran, norma, tujuannya agar orang lain dapat menerima atau melakukan apa yang kita berikan. Jadi di katakan sugesti yang aktif apabila yang memberi sugesti itu datang dari dalam dirinya sendiri atau sugesti yang di berikan kepada orang banyak di sebut sugesti massa.
Faktor Identifikasi merupakan faktor yang mendorong untuk menjadi yang identik (sama) dengan orang lain. Misalnya dalam anak-anak yang mencari tempat identifikasi terhadap orang-orang yang dianggap ideal baginya. Dalam hal ini pihak yang aktif adalah fihak yang ingin identik.
Faktor Simpati merupakan faktor perasan rasa tertarik kepada orag lain dan akan berkembang dalam menjalin suatu hubungan dengan orang lain. Lawan dari simpati yaitu Antipati yan merupakan penolakan yang didasarkan pada persaan yang tidak tertarik.
Keempat faktor tersebut banyak sekali mengandung gejala - gejal pendidikan pada anak yang bergaul dengan yang lebih dewasa dibidang tertentu dan oleh karena itu pergaulan itu selain sebagai tempat, juga harus di jadikan  alat pendidikan oleh orang dewasa terhadap orang yang belum dewasa ( anak).
Prof.Dr.M.J. Langeveld dalam hal pergaulan menyatakan :” Tiap-tiap pergaulan antara orang dewasa dengan anak adalah merupaka lapangan atau suatu tempat di mana pekerjaan mendidik itu berlangsung. Juga  Langeveld menyatakan bahwa pendidikan itu merupakan suatu gejala yang terjadi didalam pergaulan antara orang dewasa dengan orang yang belum dewasa. Dengan cara pergaulan se hari - hari anak merasa dirinya dibawa kepada kedewasaan oleh orang dewasa, keadaan seperti itu merupakan gejala- gejala pendidikan, baik didalam keluarga, sekolah, masyarakat, pergaulan semacam inilah yang di sebut dengan pergaulan paidagogis.
Adapun syarat-syarat pergaulan paedagogis adalah :
1.                       Pergaulan antara anak dengan orang dewasa
2.                       Di dalam pergaulan pasti ada pengaruh
3.                       Ada maksud tujuan secara sadar untuk anak ke arah kedewasa
Manusia adalah makhluk tuggal yang terdiri dari jasmaniyah dan rohaniyah.Unsur Rohaniyah masih mencakup dua segi kejiwaan yaitu :
hakikat sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial. Dan satuhakikat lagi  yaitu membedakan manusia dengan makhluk – makhlukyang lain ialah hakikat sebagai makhluk susila, makhluk ber ketuhanan. Berdasarkan hakikat manusia itu, maka kta dapat berbagai segi atau aspek pendidikan.
Di antara aspek-aspek pendidikan yang sangat penting yaitu :
a.       Pendidikan Budi pekerti ialah satu-satunya aspek yang sangat fondamentil dalam kehidupan.Baik kehidupan mencakup pribadi maupun bagi kehidupan bermasyakat.
b. Pendidikan kecerdasan adalah tugas pokok dari sekolah. Tujuan  dari pendidikan kecerdasan ialah mendidik anak agar dapat berfikir secara kritis, logis dan kreatif.
Berfikir kritis adalah kemampuan dengan cepat untuk menangkap hal-hal benar dan tidak benar.
Berfikir secara logis adalah  kemampuan dengan cepat anak dapat melihat hubungan masalah yang satu dengan maslah yang lain.         
               Berfikir secara kreatif adalah bahwa apa yang telah diselidiki atau dari percobaan yang di lakukan dapat menemukan sesuatu yang dianggap baru.
Maksudnya adalah pengajaran yang kita lakukan itu dengan cara menghadapkan anak-anak itu kepada situasi-situasi yang bisa membuatnya berfikir dengan percobaan yang telah dilakukan, dapat menemukan sesuatu yang di anggap baru. Untuk melatih berfikir, maka jangan di biasakan hanya menerima materi dari guru aja atau pasif saja, tetapi berikanlah otak kita kesempatan untuk berfikir, melakukan percobaan sendiri, mengadakan penyelidikan sendiri dan menrik kesimpulan sendiri, agar pola fikir kita atau pengetahuan kita bisa berkembang.
                        Hal- hal yang perlu di perhatikan untuk melatih anak berfikir sendiri yaitu :
1. Hindarkanlah sifat verbalistis dalam pengajaran
                        Yang dimaksud dengan pengajara secara verbalistis ialah pengajaran yang di sajikan melulu dengan kata-kata atau ceramah saja.
2.Sajikan pengajaran dalam bentuk-bentuk pemecahan masalah ( problem solving )
                         Dalam berfikir, Misalnya dalam pelajaran mate-matika disini kita harus memberikannya sesuatu yang bisa membuatnya untuk berfikir seperti dengan memberikan soal-soal.
3. Usahakan aktivitas-aktivitas dalam praktek untuk menyelidiki dan menguji kebenaran pengetahuan yang diproleh dari buku.
Misalnya : Dengan memberikan pertanyaan dengan pertanyaan yaitu : Apakah benar tumbuhan itu selalu mengarahkan cabang-cabangnya ke tempat di mana dapat menangkap sinar matahari.
4.    Latihan murid - murid untuk membuat suatu laporan
Misalnya : melakukan atau mengadakan  peninjauan terhadap suatu obyek.
5.    Pendidikan sosial
Tujuan pendidikan sosial adalah mendidik anak-anak agar dapat menyesuaikan diri dalam kehidupan bersama dan ikut berpartisipasi secara aktiv dalam kehidupan bersama dan harus di lakukan sejak dini atau sejak masih kecil. Misalkan: Mengikut sertakan anak-anak atau murid-murid untuk mengumpulkan
dana untuk korban banjir, mengumpulkan sumbangan untuk yatim piatu.
6.  Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuannya untuk mendidik anak agar kelak dapat  menjadi warga Negara yang baik dan sempurna, berguna bagi masyarakat dan Negara serta untuk sebagai warga Negara yang tau akan hak dan kewajibannya, yang tahu nilai-nilai kemerdekaan, nilai-nilai kebenaran dan keadilan, serta sanggup membela dan memperjuangkan warganegaranya, serta cinta akan tanah air, bangsa, Negara dan kebudayaannya, baik dari luar maupun dari dalam.
7.   pendidikan keindahan
Tujuan pendidikan keindahan adalah tidaklah bermaksud untuk mendidik anak agar menjadi seniman dan seniwati dalam berbagai lapangan kesenian. Akan tetapi tujuan pendidikan keidahan yang sebenarnya adalah agar semua anak mempunyai rasa keharuan terhadap keindahan, mempunyai selera terhadap keindahan dan dapat menghargai dan menikmati keindahan.
Keindahan ini ada bermacam-macam bentuknya seperti keindahan dalam gerak, keindahan dalam rupa, keindahan dalam suara, keindahan dalam bahasa dan sebagainya. Maka dari itu pendidikan keindahan dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara juga. Keindahan gerak dapat dilakukan dengan melalui seni tari, keindahan suara dapat dilakukan dengan melalui suara, dan keindahan bahasa dapat dilakukan dengan melalui seni sastra.
8.  pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani dalam arti sebenarnya adalah tidak sama dengan olah raga. Pendidikan jasmani tidak hanya latihan-latihan jasmani saja, yang bertujuan memperkuat urat daging, mempertinggi koordinasi dan menuju kesehatan tubuh. Tetapi, pendidikan jasmani juga bertujuan untuk membetuk watak. Melalui pendidikan jasmani akan dikembangkan sifat-sifat yang baik, seperti jujur, sportif, disiplin, bertanggung jawab dan kerja sama.
     Tujuan pendidikan jasmani adalah untuk mengadakan atau membuat keselasaran antara jiwa dan raga serta membentuk manusia yang sehat dan kuat fisik mentalnya.
9.    pendidikan agama                        
Pendidikan agama merupakan Tanggung jawab pribadi atau tanggung jawab individu. Oleh karena itu pendidikan agama banyak diserahkan kepada lembaga-lembaga keagamaan, dalam pelaksanaan pendidikan agama disekolah terutama pada sekolah dasar, hendaknya pendidikan agama ditekankan kepada pembiasaan, yaitu kebiasaan-kebiasan untuk melakukan ajaran-ajaran agama sperti sholat, pergi kemasjid, puasa dan mengikuti upacara-upacara agama.
10.  pendidikan kesejahteraan keluarga                                                 
Tujuan pendidikan kesejahteraan keluarga secara luas adalah untuk meningkatkan taraf kehidupan dan penghidupan keluarga dan untuk mencapai
keluarga sejahtera. Sedangkan tujuan pendidikan kesejahteraan keluarga di sekolah ialah untuk memperdalam kesadaran anak akan perlunya hidup rukun damai, hamat cermat, sehat sejahtera dalam ikatan keluarga.
C.   PERGAULAN DALAM KELUARGA, SEKOLAH DAN MASYARAKAT
a.   pergaulan dalam keluarga
Hubungan anak dengan anak dalam keluarga itu satu sama lain saling berinteraksi, saling pengaruh-mempengaruhi dan tidak lepas dari faktor-faktor interaksi. Setiap anak secara tidak langsung berguru, belajar kepada saudara-saudaranya sehingga anak itu sendiri menjadi tahu bahwa dia merasa wajib member sebagaimana dia merasa perlu pemberian, baik secara materi maupun non materi. Antara anak-anak dalam keluarga belajar tukar-menukar pengalaman sehingga makin banyak hal-hal yang di ketahui tentang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban, tentang saling menyayangi serta adanya hubungan antara yang satu dengan yang lainya.
b. pergaulan dalam sekolah
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, terdiri dari guru dan murid-murid, diantara mereka sudah barang tentu terjadi adanya saling berinteraksi, saling berhubungan, baik guru dengan murid, murid dengan murid.
c. pergaulan dalam masyarakat
masyarakat merupakan tempat pergaulan sesama manusia dan merupakan lapangan pendidikan yang luas dan meluas, yaitu adanya hubungan antara dua orang atau lebih
d. kewibawaan dalam pergaulan
Di dalam proses pendidikan, kewibawaan adalah syarat bagi pendidik dan digunakannya kewibawaan untuk membawa anak didik ke kedewasaan, maka kewibawaan termasuk alat pendidikan.
D. HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA SEKOLAH DAN MASYARAKAT
a. Hubungan sekolah dengan masyarakat
Masyarakat adalah kelompok sosial antara manusia yang tinggal di suatu tempat, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai norma yang disepakati bersama.
- Unsur-unsur pokok dalam suatu masyarakat adalah
1. Adanya unsur kelompok manusia yang bertempal tinggal di daerah tertentu
2. Mempunyai tujuan yang sama
3. Mempunyai nilai-nilai dan norma-norma yang ditaati bersama
4. Mempunyai perasaan baik suka maupun duka
5. Mempunyai organisasi yang ditaati
Sebagai masyarakat kecil dan sebagai bagian dari masyarakat sekolah harus membina hubungan dengan masyarakat.
Ikut berpartisipasi dengan masyarakat merupakan titik tolak untuk bekerja sama dalam usaha untuk meningkatkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat
-Pentingnya ikut berpartisipasi dalam masyarakt antara lain yaitu :
1. merupakan alat untuk mengubah citra masyarakat awam terhadap pengertian salah tentang kebiksanaan sekolah dan para petugas sekolah.
2. memberikan informasi tentang program dan kebijakan sekolah
3. menghilangkan atau mengurangi kritik-kritik tajam terhadap sekolah
- Adapun berbagai bentuk partisipasi yang dapat di tempuh antara lain yaitu:
1. mengadakan penyuluhan dan ceramah kepada masyarakat misalnya: tentang agama, pendidikan pemuda dan bahaya narkotik.
2. mengadakan bakti social seperti kebersihan dan kerja bakti
3. menjadi anggota pengurus organisasi lembaga ketehanan masyarakat desa.
Adapun jenis-jenis kelompok masyarakat yang terorganisir adalah sebagai berikut:
1. civics (kelompok kewargaan) misalnya: dharma wanita, RT/RW.
2. cultural (kelompok budaya) misalnya: yang berkaitan dengan kesenian seperti seni music, drama dan arsitektur.
3. economis (kelompok ekonomi) misalnya: industri, himpunan pedagang, kelompok tani.
4. religious  (kelompok ketuhanan) yaitu: yang bergerak di bidang keagamaan dengan tujuan untuk meningkatkan nilai-nilai moral dan spiritual.
5. wealfare (kelompok kesejahteraan) misalnya: kesehatan, pemeliharaan anak-anak terlantar dan gerakan orang tua asuh.
6. youtha (kelompok pemuda) misalnya:  peramuka
7.propesinal ( kelompok ahli) misalnya:  dokter, hukum, bangunan.
Sebagai salah satu lembaga masyarakat maka untuk dapat menjalankan tugasnya sekolah perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. menyesuaikan kurikulum sekolah dengan kebutuhan masyarakat
2. metode yang digunakan harus mampu merangsang murid untuk lebih mengenal kehidupan dalam masyarakat.
3. menumbuhkan sikap pada murid untuk belajar dan bekerja dari kehidupan sekitarnya
4. Sekolah harus selalu berintegrasi dengan kehidupan masyarakat, sehingga kebutuhan kedua belah pihak akan terpenuhi
5. Sekolah seharusnya dapat mengembangkan masyarakat dengan cara mengadakan pembaharuan didalam kehidupan masyarakat
Setidak-tidaknya ada 4 macam yang bisa di perankan oleh sekolah terhadap perkembangan masyarakat adalah:
1. Mencerdaskan kehidupan bangsa
2. Membawa pirus pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
3. Melahirkan warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat
4. Melahirkan sikap positif bagi warga masyarakat
 Adapun pungsi dan peran sekolah terhadap masyarakt yaitu
1. Meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan YME
2. Meningkatkan kecerdasan
3. Meningkatkan keterampilan
4. Membentuk keperibadia dan budi pekerti
5. Melestarikan nilai-nilai yang terpuji dalam masyarakat

E. PESERTA DIDIK DAN PENDIDIK
1. peserta didik
peserta didik di sebut juga anak didik, pelajar, yang terdidik dan siswa.
Adapun ciri-ciri sebagai peserta didik dan untuk mengetahui ia termasuk peserta didik ialah
1. Kelemahan dan ketakberdayaannya
2. Berkemauan keras untuk berkembang
3. Ingin menjadi diri sendiri
Jenis peserta didik
1. Peserta didik menurut perkembangan dan umurnya
* 0 - 7 tahun adalah masa anak-anak
*  7 - 14 tahun masa sekolah
* 14 -  21 tahun adalah masa puberitas
Pada masa ini peserta didik mempunyai sifat-sifat yang berbeda, sedangkan masa puberitas dapat di katagorikan menjadi:
-  Masa pra puberitas yaitu wanita 12-13 tahun dan laki-laki  13-14 tahun
-  Masa puberitas yaitu wanita 13-18 tahun dan laki-laki 14-18 tahun
-  Masa adolesen yaitu wanita 18-21 tahun dan laki-laki 19-23 tahun
Ketiga masa termasuk masa puberitas, masa ini pendidik harus tanggap dalam melaksanakan pendidikan, khususnya tentang:
a. Penemuan sifat-sifat khusus pada dirinya
b. Biasanya terjadi sifat pertentangan, sebab belum ada keseimbangan emosi.
c. Masa ini adalah masa transisi dari masa anak-anak atau masa sekolah menjadi deawsa.
d. Masa ini adalah masa penuh pengalaman.
e. Masa yang dikuasai perasaan yang yang lebih dominan dengan pengalaman ini membentuk keperibadian dimasa mendatang.
f. Masa dimana peserta didik harus diberi penjelasan masalah pendidikan sex yang sehat.
2. Peserta didik menurut setatus dan tingkat kemampuannya.
                   Kedewasaan ialah jika peserta didik sudah bertanggung jawab atas keadaan dirinya baik secara psikoligis, paedagogis dan sosiologis serta biologis.
Macam-macam kedewasaan
-          Kedewasaan psikologis adalah apabila peserta didik mudah dapat berkembang fungsi kejiwaannya, misalnya telah matang social dan
moralnya.
-          Kedewsaan paedalogis adalah apabila peserta didik telah dapat menyadari dan mengenal diri sendiri atas tanggung jawab sendiri.
-          Kedewsaan sosialogis adalah apabila peserta didik telah dapat menyesuaikan lingkungan dalam arti baik, misalnya mampu menghormati, menolong.
-          Kedewsaan biologis adalah apabila peserta didik telah dapat mengadakan keturunan dengan prantaraan jenis kelamin lain.
Peserta didik menurut status dan tingkat kemampuan
Kata status di sini adalah keadaan peserta didik. Di pandang dari segi IQ atau kecerdasan, kemampuan pesrta didik di bedakan menjadi tiga kelompok besar yaitu
-          Peserta didik super normal
-          Peserta didik normal
-          Peserta didik sub normal
Sementara beberapa ahli lain membedakan lebih rinci tentang hal ini :
Derajat mental :
-    super normal :
 genius = IQ 140 keatas
Gifted = IQ 130-140 sedang
Superior= IQ 110-130  
-  Normal dan sedikit di bawah normal
Normal = IQ 90- 110
Sub normal = -
Berdorline = IQ 70-90
-  Sub normal
Debil= IQ 50-70
Inbisil =IQ 25-50
Idiot = IQ 20-25
b. pendidik
Pendidik secara kodrati ialah orang tua peserta didik masing- masing .
Pendidik secara biasa adalah orang yang di serahi tugas pendidik ke peserta didik. Misalnya : rumah yatim piatu atau panti asuhan.
Adapun cirri- cirri pendidik yang paling utama yaitu :
1. memiliki kewibawaan ( pengaruh positif yang di berikan kepada orang lain atau anak didik dengan tujuan agar yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya secara optimal).
Unsur – unsur kewibawaan yaitu :
a. Adanya pengaruh positif, misalnya : pendidik mengajar anak didiknya untuk datang ke sekolah dengan tepat waktu.
b. juga sebagai pendidik juga harus mengetahui yang akan dituju di dalam proses pendidikan.
c. Pengembangan pendidik harus selalu mengembangkan dirinya semaksimal mungkin.
               Kewibawaan yang dimiliki oleh pendidik didalam pendidikan harusdiusahakan dapat diterima oleh peserta didik secara suka rela sehingga timbul kepatuhan peserta didik. Sehingga peserta didik menerima pengaruh dari pendidik bukan karena terpaksa atau karena takut tapi dengan suka rela dan penuh perhatian.
2.      Pendidik hendaknya mengenal pribadi anak didiknya yang secara otomatis kenal
            namanya.
3. Pendidik harus mau membantu peserta didik.
Adapun syarat – syarat khusus unyuk pendidik yaitu :
a. pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan
b. Pendidik harus mengenal peserta didiknya
c. Pendidik hendaknya punya prinsip di dalam menggunakan alat pendidikan
d. Peserta didik harus mampu menyesuaikan diri dengan pesrta didiknya
e. Pendidik hendaknya mampu bersosialisai dalam bermasyarakat.
C. Materi pendidikan
Untuk menentukan materi pendidikan tergantung dua syarat yaitu :
-          Alat mencapai tujuan
-          Struktur individualisme anak / peserta didik.
          Kedua syarat ini di jiwai oleh undang – undang yang di tetapkan guna mencapai tujuan pendidikan.   
    

BAB III
KESIMPULAN

Dari penyajian di atas dapat di simpulkan bahwa anatara pendidikan dan pergaulan itu saling berkaitan diantara keduanya, dimana pergaulan itu akan memberi kita suatu pengetahuan, pengalaman, dan juga di dalam bergaul pendidik dapat mengenal bakat–bakat yang ada pada diri pseserta didik itu. Dan hubungan pergaulan dengan pendidikan itu saling ketrkaitan di antara keduanya, di mana di dalam proses pembelajaran atau pendidikan, pendidik dapat dengan mudah memberikan materi pembelajaran kepada peserta didik apabila sudah mengenal tentang sifat–sifat, bakat, kemampuan yang ada pada peserta tsb, dan itu atas dasar pergaulan.
































DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmad, Nur Uhbiyanti.1991.Ilmu Pendidikan.Jakarta.PT RINEKA CIPTA.
Ilmu Pendidikan.Jakarta: Education Technology.1975.Schram.Wilbur.

Tidak ada komentar: